Balikpapan – Anggota Komisi II DPRD Kota Balikpapan Pantun Gultom menyampaikan, sesuai aturan dari pemerintah, pembelian pupuk bersubsidi hanya diperbolehkan dibeli oleh para petani cabai, padi dan bawang.
Dengan adanya kebijakan ini, para petani merasa keberatan jika menggunakan pupuk non subsidi. Sebab, harga jual pupuk non subsidi sangat berbeda jauh dari harga pupuk bersubsidi hingga tiga kali lipat.
Pantun Gultom juga menjelaskan, bahwa di Kota Balikpapan para petani mayoritas petani hortikultura, sedangkan pupuk bersubsidi hanya diperbolehkan untuk para petani cabai, bawang dan padi.
Untuk bisa mendapatkan pupuk bersubsidi, para petani harus mengisi aplikasi pendaftaran jenis tanaman yang ditanam. Dengan berlatar belakang petani hortikultura.
“Jadi, mereka mengisi form hortikultura dan ternyata hortikultura tidak bisa mendapatkan pupuk bersubsidi. Ini yang menjadi kendala,” kata Pantun.
Dirinya juga mengatakan, dengan adanya permasalahan tersebut seharusnya pemerintah kota dapat membantu para petani, sehingga tidak berharap pada pemerintah pusat.
Pihaknya juga mengaku, bahwa sudah menerima keluhan dari petani cabai yang tidak mendapatkan pupuk bersubsidi padahal itu adalah petani cabai.
“Dalam posisi begitulah perlu kehadiran Penkot untuk melindungi masyarakatnya. Seharusnya bisa berkomunikasi dengan pemerintah pusat, kalau di daerah saya tidak ada petani bawang, cabai karena jenis tanahnya tidak bisa ditanami bawang yang bisa hortikultura. Jadi tetap bisa support kasih subsidi, kalau tidak ada yang bersuara begitu ya tidak bisa,” jelasnya.
“Kami juga akan mencoba berkomunikasi kepada Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DP3) Kota Balikpapan tentang permasalahan ini,” tandasnya.
Ditempat terpisah, Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DP3) Kota Balikpapan Heria Prisni mengaku, bahwa pihaknya sudah membuat surat kepada Pemerintah Pusat, agar para petani bisa dapat pupuk bersubsidi. Karena, terdapat 4 ribu petani yang tergabung dalam 305 kelompok tani.
“Kita sudah bikin surat untuk memperbaiki, sehingga nanti dipisahkan. Berapa tomat, berapa cabai. Jadi nanti cabai itu yang mendapat subsidi,” kata Heria.
“Kami juga melakukan sosialisasi kepada para petani di Kota Balikpapan supaya bisa beralih menggunakan pupuk organik, dengan memanfaatkan kotoran sapi di Rumah Potong Hewan (RPH) untuk bisa dijadikan pupuk, sehingga tidak bergantungan kepada pupuk kimia,” pungkasnya.
Penulis : Bayu Andalas Putra
Editor : Muhammad Irfan