Balikpapan – Wakil Ketua DPRD Balikpapan Budiono menyoroti terkait tragedi bocornya angkutan kapal kelotok yang dinaiki Guru dan Murid SD 021 dan SMP 021 di perairan Teluk Waru, Kariangau Balikpapan Barat.
Seperti diketahui, bahwa kapal klotok tersebut merupakan salah satu akses angkutan transportasi pulang pergi para murid dan guru untuk menuju sekolah yang berlokasi di Balikpapan Barat.
Walaupun, akses jalur darat ada, tetapi masyarakat di wilayah tersebut harus menempuh jarak yang lebih jauh lagi. Sedangkan jalur sungai dapat memangkas waktu yang lebih cepat.
Dirinya mengaku miris dengan minimnya infrastruktur darat, pasalnya ditengah pembangunan kota masih saja ada jalur transportasi untuk pendidikan yang membahayakan.
“Pada intinya kami prihatin terhadap kejadian kapal kayu yang menjemput dan mengantar pulang anak sekolah di Balikpapan Barat. Karena di sana memang sekolahan baru, hanya dua RT dan daerah agak terpencil. Sehingga sebagian muridnya itu dari Baru Ulu yang berdekatan wilayahnya tapi harus melewati laut,” kata Budiono.
Menurutnya, sarana kapal kelotok menjadi satu-satunya alat transportasi yang digunakan. Namun, ia menilai warga juga harus melihat kondisi keamanan kapal atau kelotok itu sendiri.
“Karena kondisinya kapal itu mungkin juga sudah usang, tua ya mungkin perhatiannya dari pihak-pihak terkait salah satunya itu kan ada fasilitas dari Kutai Refinery Nusantara (KRN). Jadi harusnya diperbaiki lagi kapal-kapalnya,” terangnya kepada wartawan.
Selain itu, pihaknya juga mendorong kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan melalui Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Balikpapan untuk memberikan subsidi kepada kapal yang mengantar jemput guru dan anak sekolah.
“Hal itu menjadi perhatian kita semua. Agar kejadian ini tidak akan terulang. Alhamdulillah anak-anak dan ABK nya selamat. Seandainya itu ditengah terjadi bocor, bagaimana. Alangkah baiknya jika kita siapkan seperti speed yang agak cepat atau kapal yang lebih besar lagi,” jelasnya.
Politisi PDIP itu mengatakan, bahwa lokasi SD 021 dan SMP 021 masuk di kawasan terpencil yang hanya dihuni oleh dua RT saja. Sehingga ia meminta kepada pihak perusahaan dari PT KRN yang sebelumnya merelokasi sekolahan untuk bisa memberikan fasilitas layak.
“Sekolah di sana kan sudah di relokasi KRN. Sebelumnya kan sekolahnya tidak di situ, saya dengar juga itu kan kapal KRN, menfasilitasi murid yang mau sekolah di sana. Alhamdulillah muridnya mau sekolah jauh. Tapi kan perhatian Pemkot juga harus terfokus,” pungkasnya.
Penulis : Bayu Andalas Putra
Editor : Muhammad Irfan