Balikpapan – Wakil Ketua DPRD kota Balikpapan, Budiono menyampaikan bahwa keberadaan petani di Balikpapan tidak sebesar dengan di daerah penghasil. Akan tetapi pemerintah setempat tetap wajib memberikan perhatian khusus.
“Artinya, perhatian ini agar hasil produksi petani bisa meningkat dan mencegah kenaikan inflasi di daerah,” kata Budiono.
Selain itu dirinya juga mengakui, bahwa selama ini hasil panen petani lokal belum mampu memenuhi kebutuhan di pasar. Sehingga, Balikpapan memiliki ketergantungan pasokan dari daerah lain seperti pulau Jawa dan juga Sulawesi.
“Pada dasarnya, kita juga ada kelompok tani. Tapi memang belum bisa memenuhi kebutuhan pasar. Maka dari itu kita harus mengambil dari luar,” terangnya kepada wartawan Minggu (17/7) siang tadi.
Menanggapi hal tersebut, DPRD kota Balikpapan akan terus mendorong pemerintah kota (Pemkot) untuk dapat meningkatkan program pemberdayaan petani lokal. Terutama agar bisa mencapai swasembada hasil pertanian.
Sehingga, lanjut Politisi PDIP tersebut, tingkat ketergantungan pasokan bahan pokok dari luar daerah dapat dikurangi. Termasuk pengendalian pengaruh inflasi akibat kenaikan harga bahan pokok di Kota Balikpapan.
Dirinya juga menilai, bahwa ada tiga kendala utama yang dihadapi. Pertama terkait masalah kepemilikan lahan yang sebagian besar saat ini masih pinjam pakai. Kedua, masih kurangnya dukungan dari pemerintah kota untuk penyediaan pupuk dan bibit serta penyuluhannya.
Adapun yang terakhir yakni terkait bantuan permodalan dan pemasaran produk hasil pertaniannya. Sebab, ada beberapa anggota dari kelompok tani yang akhirnya terpaksa harus meminjam dana dari tengkulak, Sehingga hasil panen yang dihasilkan terpaksa dijual kepada tengkulak dengan harga murah.
“Jadi, hal yang perlu dimaksimalkan adalah fungsi dalam kelompok tani termasuk mengidentifikasi masalah yang ada di lapangan. Sehingga harga cabai di Balikpapan yang bisa menembus angka Rp 200.000 per kg bisa diatasi, terutama masalah inflasi,” pungkasnya.
Penulis : Bayu Andalas Putra
Editor : Muhammad Irfan