Balikpapan, Dalam upaya mendorong lahirnya 1.000 pengusaha muda di Kota Balikpapan, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Balikpapan ambil peran penting dalam kegiatan Sosialisasi Kewirausahaan Pemuda 2025 yang digelar oleh Disparpora Kota Balikpapan pada Sabtu (3/5).
Ketua HIPMI Balikpapan, Adam Dustin Bhakti, yang menjadi salah satu narasumber utama dalam kegiatan ini, membagikan inspirasi dan strategi praktis kepada ratusan peserta muda yang hadir. Dalam paparannya, ia menekankan pentingnya mimpi besar dan strategi yang jelas dalam membangun usaha.
“Lima prinsip utama dalam membangun bisnis yang saya bagikan hari ini adalah: punya mimpi besar, tampil luar biasa dengan keunikan diri, memiliki sikap baik, spiritualitas yang kuat, dan yang terpenting — connect and collaborate,” ujar Adam.
Ia menambahkan bahwa HIPMI berkomitmen mendampingi pemuda Balikpapan untuk membentuk ekosistem wirausaha yang kokoh. “Kami di HIPMI membuka pintu seluas-luasnya untuk mentoring, pendampingan, hingga penguatan jejaring bisnis. Kami percaya, networking adalah kunci. Satu musuh terlalu banyak, tapi sepuluh ribu teman masih kurang,” tegasnya.
Dalam sesi yang interaktif, Adam juga menyampaikan bahwa tujuan utama berbisnis bukan semata mencari keuntungan, melainkan memberikan manfaat bagi banyak orang. “Seorang pemimpin sejati adalah mereka yang bisa memberi dampak, bukan sekadar berbicara soal profit,” lanjutnya.
HIPMI juga berencana menindaklanjuti kegiatan ini dengan bootcamp dan program inkubasi wirausaha bagi peserta yang benar-benar serius. “Kami siap bersinergi dengan Disparpora dan Pemkot untuk menjangkau lebih banyak pemuda yang belum tersentuh,” ucap Adam.
Sementara itu, Kepala Bidang Kepemudaan Disparpora Balikpapan, Wahyu Donny, mengapresiasi peran HIPMI. “Kami ingin kegiatan ini bukan hanya seremonial, tapi betul-betul menjadi awal kolaborasi nyata. Banyak pemuda belum punya legalitas usaha, jadi HIPMI dan PTSP akan bantu percepatan izin agar ide mereka bisa tumbuh,” ujarnya.
Ia juga menyoroti rendahnya indeks kewirausahaan pemuda Indonesia yang baru menyentuh 3,35 persen, jauh tertinggal dibanding negara-negara maju. “Pemkot ingin menciptakan generasi pengusaha yang mandiri dan punya daya saing global. Program seperti ini harus terus dilakukan,” pungkasnya.
Dengan kolaborasi antara Disparpora, HIPMI, dan pemangku kepentingan lainnya, diharapkan Kota Balikpapan dapat menjadi kota pencetak wirausaha muda tangguh yang bukan hanya survive, tapi juga thrive di tengah tantangan zaman.