Samarinda – Carut marut pembangunan dan tata Kota Samarinda juga Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berhamburan dipinggir jalan tidak akan pernah selesai dengan arogansi pemerintah, apalagi di ekspresikan dengan menghancurkan alat dagang mereka.
Seperti yang terjadi baru-baru ini, viralnya salah satu camat Kota Samarinda, Kalimantan timur tengah menghancurkan kursi dan mempertontonkan emosi di ruang publik.
Hal itu lantaran kesel dengan ulah para pedagang yang kerap berjualan di trotoar jalanan, ia meluapkan emosinya dengan menghancurkan peralatan pedagang yang ditaruh di trotoar. Menggunakan sebatang besi, Anis Siswantini menghancurkan beberapa kursi yang merupakan peralatan milik pedagang yang ia temukan di sekitar jalan tersebut.
Sebelum meluapkan emosinya, Camat perempuan ini sudah beberapa kali memperingatkan para pedagang agar tidak berjualan atau menempatkan rombongnya di bahu jalan. Akan tetapi peringatan tersebut dinilai tidak ditanggapi meski sudah beberapa kali disampaikan ke para pedagang.
Ketua Bidang Sosial dan Kesejahteraan Masyarakat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Samarinda, Makhruful Hasan menilai ini sebagai suatu hal yang kurang bijak ditambah lagi ia tidak menunjukkan diri sebagai camat Samarinda kota.
“Jika alasannya berkali-kali diperingati dan PKL masih saja tidak tertib berarti disitu sedang mengalami masalah sosial dan ekonomi,” katanya saat dihubungi, Senin, (19/9/2022).
Menurutnya, jika berbicara estetika Samarinda seperti yang digaungkan oleh pemerintah kota setidaknya mampu memberikan fasilitas kepada PKL.
“contohnya fasilitas tempat untuk berjualan, mereka juga sedang mencari nafkah dan seketika dirusak begitu saja tanpa adanya ganti rugi,” ucapannya.
Lebih lanjut, menghancurkan alat dagang mereka sama saja mematikan sumber pendapatan mereka, ditambah lagi negara kita masih masa transisi pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.
Ia beranggapan tindakan tersebut sangat tidak mencerminkan dengan jargon Walikota Samarinda yakni Samarinda sebagai pusat peradaban.
Maka dari itu, HMI Cabang Samarinda menuntut camat Pemerintah Kota copot jabatan camat Samarinda kota tersebut dan segera untuk melakukan ganti rugi atas kerusakan yang telah dilakukan.
“Ini bukan kali pertama camat tersebut mempertontonkan aksi arogansinya. Agar ada efek jera terhadap ASN yang seperti ini. Hmi Cabang Samarinda akan mengawal kasus ini hingga terdengar kepada walikota Samarinda,” pungkasnya.