Balikpapan – Permasalahan BPJS Kesehatan Kelas III gratis masih terus jadi topik pembicaraan. Hal ini karena masih banyak masyarakat kota Balikpapan yang belum memahami.
Seperti diketahui, bahwa BPJS Kesehatan gratis ini merupakan salah satu visi-misi Rahmad Mas’ud sebelum menjabat yang masuk ke dalam program Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RJPMD) Wali kota Balikpapan.
“Sosialisasi tetap berjalan mulai dari pola pendaftaran, begitu juga dengan identifikasi yang masuk kriteria kelas tiga. karena, pertumbuhan penduduk sangat cepat sekali.” kata Anggota Komisi I DPRD kota Balikpapan Andi Arief Agung.
Dirinya menjelaskan bahwa angka yang telah masuk kriteria BPJS kelas III gratis saat ini ada sekitar 184 ribu, hal terdebut belum ditambah dengan proses yang terus berjalan saat ini.
“Kita masih monitor dan terus identifikasi seperti apa, makanya tidak heran jika misalnya ada masyarakat BPJS kelas III tapi belum terdaftar gratis,” terangnya kepada wartawan Sabtu (9/7) siang tadi.
Menurutnya, pemerintah kota harus memiliki parameter terhadap pelayanan BPJS. Sehingga kedepannya bisa menjelaskan sejauh mana keluhan permasalahan BPJS, contohnya seperti mempersiapkan pengisian polling.
“Kita berharap semua bisa berjalan, sebagai anggota DPRD fungsi pengawasan pastinya juga akan memonitoring situasi ini, sampai kedepannya seperti apa, karena harapan kita apa yang menjadi visi misi walikota yang tertuang RPJMD harus diwujudkan,” jelasnya.
Politisi Golkar itu mengatakan, BPJS kelas III gratis sudah hampir setahun berjalan, namun keluhan tersebut masih menjadi perbincangan masyarakat Kota Balikpapan.
Untuk mengindentifikasi permasalahan ini, lanjut A3 akrabnya disapa, minimal dinas terkait bersama warga dapat duduk bersama guna membicarakan persoalan pelayanan maupun pola pendaftraan yang belum selesai.
“Persoalan pendaftaran tidak mungkin distop di satu titik karena tetap berjalan terus, begitu juga dengan mutasi mengalami kenaikan dengan perpindahan kelas tidak mungkin distop, karena situasi orang kita juga tidak tahu,” tandasnya.
“Pentingnya dilakukan sosialisasi ini sebenarnya karena adanya perangkat dan alat sebagai tolak ukur untuk mengidentifikasi permasalahan ini,” pungkasnya.
Penulis : Bayu Andalas Putra
Editor : Muhammad Irfan