Balikpapan – Laga Arema vs Persebaya yang dimulai pukul 20.00 di Stadion Kanjuruhan berlangsung sengit. Akan tetap tuan rumah tidak beruntung karena kalah dari Persebaya dengan score 3-2.
Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta mengatakan, awalnya pertandingan Arema vs Persebaya berlangsung lancar. Namun, saat pertandingan berakhir sejumlah suporter Arema merasa kecewa.
“Beberapa di antara mereka turun ke lapangan untuk mencari pemain dan official. Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain,” kata Irjen Pol Nico.
Walaupun sudah dilakukan pengamanan yang cukup ketat, pasalnya kekecewaan suporter semakin kuat. Dan bahkan kemarahan tidak terkendali, sehingga adanya lemparan benda-benda ke lapangan.
“Untuk meredakan kemarahan suporter, polisi melepaskan tembakan gas air mata ke arah suporter. Dari tembakan itu suporter yang mencoba menghindar tidak terkendali, sehingga harus mengorbankan penonton lain dengan menginjak-injak untuk menyelamatkan diri,” terangnya kepada wartawan.
Akibat gas air mata itu, banyak dari penonton yang mengalami sesak napas. Bahkan, isu yang beredar ada orang tua yang kehilangan balita karena situasi panik yang tidak terkendali akibat tembakan tersebut.
“Jadi kerusuhan yang terjadi di lapangan Kanjuruhan mengakibatkan dua kendaraan polisi dirusak, salah satunya dibakar. Penonton juga dilaporkan membakar fasilitas lain di stadion,” jelasnya.
Selain itu, kerusuhan tersebut juga terjadi diluar stadion. Ada sebanyak delapan kendaraan polisi yang dirusak. Bahkan, para pemain Persebaya juga sempat tertahan selama satu jam di kendaraan taktis milik polisi.
“Mobil rantis yang ditumpangi Persebaya juga dilempari suporter Arema. Tragedi ini menimbulkan korban jiwa sebanyak 127 orang dua diantaranya yaitu polisi,” pungkasnya.
Sebagai informasi, akibat kejadian itu PSSI mengancam Arema FC dengan hukuman dilarang menjadi tuan rumah hingga sisa kompetisi Liga 1 tahun 2022/2023.
Penulis : Bayu Andalas Putra
Editor : Muhammad Irfan