Balikpapan, Sebagai wujud dukungan nyata terhadap penguatan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), Badan Pengurus Cabang Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPC HIPMI) Kota Balikpapan menggelar Festival Kemudahan dan Perlindungan UMKM di Kafe Lexa, Rabu (17/9). Agenda ini menghadirkan beragam layanan administrasi secara gratis bagi pelaku UMKM, dengan dukungan penuh Pemerintah Kota Balikpapan.
Festival dibuka langsung oleh Kepala Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindustrian (DKUMKMP) Balikpapan, Heruressandy Setya Kesuma, dan dihadiri oleh berbagai instansi. Dalam kegiatan ini, sembilan jenis layanan diberikan, mulai dari kurasi bisnis, pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB) dan PIRT, sertifikasi halal, Hak Kekayaan Intelektual (HKI), SIINAS & TKDN, LPSE e-Catalog, PKP & SLHS dari Dinas Kesehatan, hingga layanan Disdag dan konsultasi Loka POM.
Ketua BPC HIPMI Balikpapan, Adam Dustin Bhakti, menegaskan bahwa kegiatan tersebut bukan sekadar program kerja rutin. “Kami ingin menghadirkan gerakan nyata untuk menguatkan UMKM. Jika UMKM kokoh, maka ekonomi daerah juga semakin kuat. Ini baru awal, ke depan kami menargetkan program yang lebih besar,” ungkapnya.
Adam menyebut sekitar 50 pelaku UMKM telah memanfaatkan layanan yang tersedia dan angka itu diyakini akan terus bertambah. Ia juga mengumumkan rencana peluncuran program Seribu Pengusaha Baru pada Oktober mendatang, yang akan dikolaborasikan dengan agenda serupa agar semakin banyak masyarakat terbantu.
Heruressandy Setya Kesuma mengapresiasi langkah HIPMI. Menurutnya, layanan terpadu ini membantu pelaku usaha yang selama ini harus mendatangi banyak instansi untuk mengurus legalitas. “Seluruh layanan hari ini diberikan gratis dengan dukungan enam OPD. Harapannya UMKM bisa naik kelas dan produk mereka memiliki legalitas kuat sehingga lebih mudah menembus pasar,” ujarnya.
Ia menambahkan, pertumbuhan UMKM di Balikpapan tahun ini bahkan melampaui angka nasional sebesar 4 persen. Namun, ia mengingatkan perlunya dukungan anggaran dan pendampingan berkelanjutan. “Kami mengajak semua pihak—baik pemerintah, swasta, maupun komunitas pengusaha—untuk bersama-sama menjadi kolaborator pemberdayaan UMKM di Balikpapan,” tegasnya.
Kegiatan ini juga mendapatkan apresiasi dari para peserta. Leli, mahasiswa semester lima STIEPAN yang mengelola usaha rumah makan lalapan di Balikpapan Permai, mengaku senang bisa mengikuti festival ini.
“Hari ini saya ikut layanan kurasi, sertifikasi halal, dan juga layanan HAKI. Usaha saya sudah berjalan 25 tahun secara turun-temurun dari orang tua, tapi NIB baru terbit tahun 2024. Dengan adanya program ini, kami merasa sangat terbantu terutama untuk memperkuat legalitas usaha agar lebih profesional,” ucap Leli.
Hal senada disampaikan Chairi Arqaninah, peserta yang berasal dari UMKM sedang mempersiapkan produk oleh-oleh khas Balikpapan bernama Rimba Etam Eko.
“Kesempatan ini sangat berharga karena kami bisa langsung mengurus HAKI dan pembuatan NIB untuk usaha baru. Semua informasi terkait perizinan, kesehatan, dan standar produk lengkap tersedia di satu lokasi. HIPMI membuat gebrakan yang memudahkan bukan hanya anggotanya, tapi juga pelaku UMKM secara umum agar lebih kreatif dan kompetitif,” tuturnya.
Festival ini menjadi momentum penting bagi pelaku usaha untuk mendapatkan pendampingan legalitas secara terpadu, sehingga UMKM Balikpapan bisa terus berkembang dan berdaya saing di tengah pesatnya pertumbuhan ekonomi kota.