Kutai Kartanegara – Kepala Dinas Perkebunan (Kadisbun) Kutai Kartanegara (Kukar), Muhammad Taufik menyebutkan pelaku perkebunan atau pekebun masih didominasi kalangan usia tua sehingga regenerasi tidak berjalan.
Generasi milenial sangat diperlukan dalam mengolah perkebunan, sebab mindset kaum muda lebih memahami perkembangan teknologi. Hal ini lah yang ingin diwujudkan taufik dengan beberapa program strategisnya.
Untuk merealisasikannya, pihaknya bekerjasama dengan Dinas Petanian dan Peternakan (Distanak). Umumnya sektor usaha pertanian ada tanaman pangan, padi dan karet. Karena secara tidak langsung petani dan pekebun milenial saling bersinergi satu sama lain.
“Sejauh ini kita indentifikasi ada beberapa pekebun yang tergolong kategori milenial yang ingin mengembangkan kopi. Itu sudah kita indentifikasi,” kata Taufik.
Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri untuk mempertahankan agar sumber daya manusia tidak semakin berkurang. Dengan tumbuhnya pekebun milenial tentu mindsetnya berbeda dengan kalangan senior. Dalam artian orientasi pasar lebih bagus dan paham akan teknologi informasi.
“Dengan menumbuhkan pekebun milenial tidak konvensional usahanya. Jadi bisa mengindentifikasi komoditas yang strategis dan potensial serta membangun kerjasama dengan pihak terkait,” ungkapnya.
Faktor mendasar menurutnya ialah penghasilan yang didapatkan relatif rendah daripada pekerjaan lainnya. Namun hal itu dirasa hanya soal waktu saja.
Bahkan Bupati Kukar sangat mendorong tumbuhnya petani atau pekebun milenial dengan secara khusus menyediakan alat mekanisasi.
“Harapannya masyarakat melihat dan wawasannya semakin terbuka terhadap peluang ini,” pungkasnya. (adv/Wi)