Balikpapan – Dampak dari Mega proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) mengakibatkan jalan di kawasan Karang Anyar, Balikpapan Barat, Kalimantan Timur (Kaltim) rusak.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi III DPRD Balikpapan Alwi Al menyampaikan, bahwa pembangyban perluasan area kilang sangat merugikan masyarakat. Sebab, sampai hari ini jalan tersebut belum ada dilakukan perbaikan oleh pihak RDMP.
“Kami sudah menerima laporan dari warga, salah satunya terkait jalan rusak tersebut. Selain itu, kami juga sudah sering kali menyoroti terkait imbas dari proyek RDMP. Contohnya seperti kerusakan pada rumah warga yang baru-baru saja terjadi,” kata Alwi.
Ditambah lagi jalan tersebut merupakan akses untuk menuju ke arah Kampung Baru saat ini banyak yang berlubang. Tidak sampai disitu saja, karena dimana pohon-pohon di kawasan tersebut menjadi kering akibat debu tersebut.
“Saya juga sudah pernah sampaikan, namun tetapi, masalahnya ini proyek strategis Nasional yang memang tidak dapat dihentikan,” terangnya kepada wartawan Rabu (30/12) siang tadi.
Selain itu, pihaknya juga berkoordinasi dengan Komisi IV DPRD Balikpapan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut serta mencari jalan solusinya.
“Kita akan mengundang pihak pertamina untuk menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang kami gelar bersama jajaran DPRD Balikpapan,” bebernya.
Dirinya juga meminta kepada pihak Pertamina agar jangan sampai terkesan untuk mementingkan pembangunan semata, sehingga mengabaikan kepentingan masyarakat.
“Bukan jalan saja yang rusak. Kita bisa lihat bagaimana debunya. Jika kita melintas pasti sangat mengganggu. Tapi untungnya saja masyarakat menggunakan masker, coba kalau tidak. Bisa jadi penyakit paru-paru,” tegasnya.
Politikus Golkar ini Berharap agar pihak RDMP bisa lebih peka dalam memperhatikan keselamatan warga. Karena yang dikhawatirkan jika jalan terus seperti itu nantinya akan memakan korban.
“Saya minta RDMP bisa lebih memperhatikan keselamatan warga, kalau jalan berlubang akibat perluasan kilang, ya segera diperbaiki, jangan menunggu makan korban dulu baru bertindak,” pungkasnya.
Penulis : Bayu Andalas Putra
Editor : Muhammad Irfan