Balikpapan – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) perwakilan Kalimantan dan Sulawesi (Kalsul) Balikpapan kembali menggelar Jumpa Pers di Le Batakan/Rocket Mahakam Club, Jalan Mulawarman Nomor 183 Sepinggan, Kamis (23/12) kemarin.
Aktivitas industri hulu migas belum terus digenjot untuk mencapai target 1 juta barrel per hari (BOPD) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada 2030. Dieksekusi mulai 2022 mendatang.
Kepala Departemen Operasi SKK Migas Wilayah Kalsul Roy Widhiarta mengatakan, bahwa peningkatan produksi dilihat mulai 2023 yang dampaknya akan dirasakan pada dua tahun setelahnya yakni tahun 2025.
“Jadi proyek eksplorasi yang dilaksanakan saat ini belum bisa memberi kontribusi secara langsung terhadap peningkatan produksi. Nanti kita akan mulai rasakan dari tahun 2023,” kata Roy.
Selain itu, dirinya juga menjelaskan terkait kontribusi lifting minyak Kaltim pada Januari hingga November 2021 yakni sebesar 54.023 Barrel of Oil Per Day (BOPD) atau 76 persen dari Kalimantan Sulawesi (Kalsul) yang mencapai 71.414 BOPD.
Sedangkan kontribusi lifting gas bumi di Kaltim sebesar 1.153 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) atau 69 persen dari lifting gas bumi Kalsul 1.666 MMSCFD.
Kemudian lifting minyak plus kondensat dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di Kaltim sampai 21 Desember 2021, terealisasi 54.023 BPOD atau 96 persen dari target APBN 56.527 BOPD.
“Lifting atau salur gas KKKS di Kaltim sampai 30 November 2021, telah terealisasi 1.153 MMSCFD atau 109 persen. Melebihi dari target APBN yakni 1.061 MMSCFD,” tandasnya.
Di tempat yang sama, Kepala Departemen Humas SKK Migas Kalsul Wisnu Wardana menyampaikan, bahwa realisasi program pengembangan masyarakat untuk tahun 2020 sebanyak 217 program dengan realisasi sebesar 203 program atau sekitar 94 persen.
“Sebelumnya, kami sampaikan bahwa program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) itu disusun yang pertama dan utama yakni memperhatikan keutuhan dari masyarakat di sekitar wilayah operasi,” kata Wisnu.
Kemudian, pihaknya juga memperhatikan program-program Corporate Social Responsibility (CSR) yang bekerjasama dengan masing-masing Pemerintah Daerah (Pemda).
“Untuk tahun 2020 dan 2021, yang paling utama CSR ini lebih fokus kepada masalah-masalah Kesehatan dan Perekonomian. Bagaimana kita membantu masyarakat sekitar untuk bangkit. Setelah itu, kita juga berbicara masalah Lingkungan dan juga Pendidikan. Jadi topik utamanya itu,” tegasnya.
Adapun untuk tahun 2020, kegiatan CSR dalam ekonomi telah dilaksanakan sebanyak 88 persen. Kemudian untuk kegiatan infrastruktur telah dilaksanakan sebanyak 83 persen.
“Untuk kegiatan infrastruktur kami memperhatikan permintaan-permintaan dari webinar secara spesifik. Mungkin itu berupa sarana dan prasarana, sesuai dengan kebutuhan yang ada di lapangan,” terangnya kepada wartawan Kamis (24/12) kemarin.
Disamping itu, pihaknya akan lebih fokus untuk bagaimana segera keluar dari pandemi. Salah satunya yaitu dengan mengadakan program vaksinasi di wilayah Kalimantan dan Sulawesi.
“Kita juga memberikan bantuan-bantuan sosial baik itu berupa penyediaan ambulance dan lain-lainnya. Alhamdulillah SKK Migas bersama-sama dengan Pemda sangat mendukung untuk melaksanakan program vaksinasi ke masyarakat,” pungkasnya.
Penulis : Bayu Andalas Putra
Editor : Muhammad Irfan